Dosen-Mahasiswa Farmasi FIKES UMM Edukasi Prokes Pedagang Kaki Lima
TABLOIDMATAHATI.COM, UMM CORNER- Pandemi covid19 yang berawal sejak Maret 2020 di Indonesia, hingga saat ini masih belum menunjukkan tanda-tanda penurunan. Dari data ketua tim pengabdian kepada masyarakat Program Studi (Prodi) Farmasi Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang (FIKES UMM), Raditya Weka Nugraheni, hingga tanggal 13 September 2020, tercatat 221.523 pasien terkonfirmasi positif, dan angka kematian sebesar 8.841.
Menurut Raditya Weka Nugraheni, kasus di Wilayah Malang raya juga terbilang tinggi dengan angka kumulatif 2818 kasus, kesembuhan sebesar 73,6% dan kematian sebesar 8,1%. Hal ini tentu saja mengimbas pada ekonomi masyarakat menengah ke bawah.
Bagi Raditya Weka Nugraheni, pelaku kegiatan ekonomi kecil dan mikro seperti pedagang keliling dan pedagang kaki lima merupakan subyek yang banyak terdampak setelah pandemi terjadi. Banyak pedagang yang berhenti berjualan karena sekolah diliburkan dan berbagai kantor menerapkan kebijakan bekerja dari rumah.

Hal ini menyebabkan kondisi ekonomi semakin berat dirasakan. Selain itu, tidak jarang pedagang merasa takut untuk berjualan namun karena kondisi keuangan keluarga tidak memungkinkan untuk libur.
Untuk mencegah penularan covid19 dan tetap produktif secara ekonomi, lanjut Raditya Weka Nugraheni, pemerintah telah mencanangkan protokol kesehatan (prokes) yang harus ditaati oleh semua pihak. Akan tetapi, pelaksanaan protokol kesehatan saat ini masih belum dapat dilakukan dengan baik oleh sebagian orang karena kurangnya pemahaman tentang manfaat menjaga higienitas dalam mencegah penularan covid-19.
Diungkapkan Raditya Weka Nugraheni, untuk mengatasi permasalahan tersebut, tim pengabdian kepada masyarakat dari Program Studi (Prodi) FIKES UMM pada 27 September 2020 tergerak untuk memberikan edukasi kepada 20 pedagang kaki lima (PKL) untuk melaksanakan protokol kesehatan.Kegiatan yang melibatkan dosen serta relawan mahasiswa farmasi ini dilakukan di daerah Sigura-gura, Tirto, dan Gajayana.
Edukasi yang diberikan antara lain meliputi: pemakaian Alat Pelindung Diri (APD) terutama masker dan sarung tangan plastik saat menyiapkan makanan dan menghadapi pelanggan dan pentingnya menjaga kebersihan tangan dengan memperbanyak frekuensi cuci tangan minimal 20 detik dengan sabun atau handsanitizer.

Selain itu, kata Raditya Weka Nugraheni, pedagang juga diberikan edukasi tentang manfaat mencuci peralatan makan dengan sabun untuk memutus rantai penularan berbagai penyakit, khususnya covid19. Makanan yang dimasak dengan sempurna pada suhu minimal 100⁰C juga dapat memusnahkan berbagai virus dan bakteri. Informasi mengenai bahaya berkerumun dan tujuan menjaga jarak aman juga disampaikan kepada para PKL.
Mendukung pelaksanaan protocol, Raditya Weka Nugraheni bersama tim memberikan satu paket hygiene kit yang berisi: masker, handsanitizer produksi Lab Farmasi UMM, face-shield, dan sarung tangan plastik.
“Sebagai awalan, hari ini targetnya memang masih terbatas, selanjutnya akan kita perluas lagi cakupannya. Semoga melalui kegiatan sederhana ini dapat sedikit menyadarkan masyarakat tentang pentingnya mencegah penularan covid19 dan dapat mengurangi angka kematian yang terus meningkat,”ujar Dosen Prodi Farmasi FIKES UMM ini. (foto/rilis: RWN/editor: doni osmon)