Dominasi Generasi Z pada Pemilu 2024
Oleh: Zainuri Ahyan, Mahasiswa Prodi Akuntansi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unversitas Muhammadiyah Malang
Persoalan politik demokrasi di negara kita tercinta ini memang menarik dan tidak ada habisnya untuk dibahas,produk demokrasi yang sangat sudah kita kenal lama, yaitu pemilu, dengan adanya pemilu yang diselenggarakan setiap 5 tahun sekali adalah sebuah bentuk keberpihakan negara kepada rakyat karena demokrasi menjadi sarana mutlak dalam menjamin kebebasan warga negara serta kedaulatan rakyat dalam memilih pemimpin, memasuki awal tahun 2023 yang tidak terasa
Memasuki awal tahun 2023 yang tidak terasa, sebentar lagi kita akan menyaksikan penyelenggaraan pemilihan umum (Pemilu) 2024 akan datang banyaknya anggapan bahwa Pemilu pada tahun 2024 ini akan didominasi oleh generasi milenial dan gen Z yang dapat menentukan suara terbanyak nantinya, generasi milenial dan Gen Z memiliki banyak potensi untuk memaksimalkan Pemilu 2024 dikarenakan jumlah mereka yang hampir mendekati 60%, pada partai partai politik dan Calon Presiden harus pandai-pandai dalam memikat generasi ini dikarenakan bisa merubah kecenderungan pemilihan karena mereka memiliki karakteristik yang berbeda. Menurut Direktur Eksekutif SMRC Saidiman Ahmad mengatakan bahwa generasi milenial dan gen Z yang lahir, tumbuh dan berkembang di masa kebebasan politik, hal tersebut berbeda dengan mereka yang tumbuh dan berkembang di masa non demokratis. Generasi Z ini memiliki pemikiran yang lebih terbuka, bebas dan inovatif, berbeda dengan generasi sebelumnya mungkin yang tidak dimiliki, pada generasi ini selalu memiliki sesuatu yang relatif baru dan kreatif. Generasi Z dan milenial di masa kini mempunyai kekuatan atau power yang cukup besar salah satunya didorong oleh perkembangan berbagai platform digital dan juga media sosial, gen Z ini berbeda, contoh dari sisi pola komunikasinya yang dengan mudah mengandalkan media dan perkembangan teknologi informasi.
Bercermin dari kacamata politik saat ini, partisipasi generasi Z yang sangat mencuri perhatian para calon kontestan politik hal ini dikarenakan intensnya akses informasi dan pemanfaatan teknologi digital (media sosial) yang dapat membuka ruang untuk akses banyak isu secara luas dan cepat, contohnya seperti isu-isu politik yang di orkestrasi oleh para tokoh politik dengan memanfaatkan jejaring teknologi atau media sosial, hal ini menjadi peluang untuk calon jika hal tersebut dikenakan kepada generasi Z akan memiliki Langkah progresif, sistematis dan sebagai bahan dalam politik praktis.
Instagram, tiktok, twitter, facebook, youtube dan berbagai media sosial lainnya merupakan aplikasi yang memiliki hubungan erat dengan generasi Z (digital native). Dilihat dari penggunaan teknologi oleh generasi Z, sekitar 8,5 jam setiap harinya bahkan melebihi itu, oleh karena itu informasi banyak didapatkan dari media sosial yang sangat mudah diakses saat ini, informasi pesan politik seperti kampanye online yang sering dilakukan oleh para tokoh politik yang sangat relevan di kelompok ini, kalua kita flashback pada pemilihan umum pada tahun 2019, yaitu bagaimana kreatifitas para tokoh-tokoh politik di Indonesia dalam membangun komunikasi digital politik dengan memanfaatkan teknologi, yaitu media sosial dengan tujuan untuk menyerap suara dari generasi millennial kala itu, dikarenakan penentu kemenangan saat itu adalah generasi millennial atau Gen Y dengan estimasi proporsi suara 34,2% dari total 153 juta pemilih, sehingga berkaca dengan kejadian tersebut menjadikan generasi Z sebagai titik fokus para tokoh-tokoh politik untuk mendapatkan suara tertinggi.
Salah satu untuk mewujudkan kedaulatan rakyat adalah melalui demokrasi, salah satu bentuk dari demokrasi yang dari dulu kita kenal adalah pemilu, pemilu merupakan jantung demokrasi, sehingga pada saat ini Gen Z memiliki peranan penting dalam melaksanakan kedaulatan tersebut seperti halnya ikut berpartisipasi secara politik melalui pemilihan umum yang diselenggarakan pemerintah. Bentuk partisipatif tersebut, yakni memilih figure bakal calon pemimpin yang mampu membawa perubahan untuk Indonesia, merakyat dan tentunya bebas dari korupsi, hal yang tidak kalah penting adalah bahwa generasi Z harus pintar dalam memilih salah satunya dengan melihat track record dan prestasi dari masing-masing kandidat.
Kesadaran kolektif harus dapat dimiliki oleh Gen Z, karena memiliki tanggung jawab yang cukup besar dalam menentukan pemilihan kandidat yang tepat tanpa dipengaruhi oleh propaganda dan retorika politik yang semata-mata demi kepentingan pribadi. Luasnya akses informasi dapat menjadi sarana untuk mencerna pilihan yang baik dengan tujuan untuk menjaga marwah demokrasi yang sehat, memahami dan menyaring informasi dan opini dari media sosial dan membuka ruang diskusi digital yang harmonis, karena suka ataupun tidak suka Gen Z akan menjadi bagian dari demokrasi politik bangsa ini secara terus-menerus.
(*) artikel ini dibuat untuk memenuhi tugas perkuliahan.