Dilemanya Bukan New Normal, Tapi Keterbatasan Sumber Daya Finansial
TABLOIDMATAHATI.COM, BOJONEGORO-New normal melawan pageblug bagi seorang Dahnil Anzar Simanjutak memang ada kaitannya. Sebab new normal merupakan keadaan tahapan menuju proses keadaan sediakala dimana masyarakat setelah menang melawan pageblug. Hal ini disampaikan pada dialog publik PDPM Kabupaten Bojonegoro dengan tema Dilema New Normal kemarin malam.
Nah bagaimana supaya masyarakat tidak geblug atau jatuh dalam proses new normal ini? Bang Daniel –nama panggilan Dahnil Anzar Simanjutak-menjelaskannya dalam new normal ini ada dilema antara rezim kesehatan dengan rezim ekonomi.

Menurut Bang Dahnil seharusnya tidak ada dilema, baik secara pribadi maupun secara kekuasaan. Sebab pembuat kebijakan tidak boleh mengambil kebijakan dengan dilema menentukan rezim kesehatan atau rezim ekonomi. Jika pilihannya secara rasional maka semua akan memilih rezim kesehatan. Maksudnya kesehatan adalah utama dibandingkan ekonomi.
Apakah kemudian pemerintah melakukan pendekatan rezim ekonomi, sebab kurva pandemi masih tinggi melonggarkan PSBB. Bahkan di Jatim kurvanya semakin tinggi dibandingkan daerah lain. Hal ini menarik kesimpulan bahwa pemerintah baik pusat hingga daerah akhirnya mengedepankan rezim ekonomi. Intinya ekonomi dulu kemudian kesehatan. Sebenarnya dilemanya bukan pada dua rezim ini, namun pada keterbatasan.

Bang Dahnil mengatakan bahwa sekarang ada kelangkaan sumber daya duit. Jika memilih rezim kesehatan dengan PSBB (lockdown) maka pemerintah punya kewajiban untuk memberi biaya masyarakat selama masa PSBB. Namun pemerintah mengalami keterbatasan pembiayaan untuk membiaya hidup warganya selama 14 hari. Ketika PSBB selama 14 hari maka kurva turun karena tidak ada interaksi antar personal dan komunitas.
Sehingga penurunan pandemi terjadi, lanjut Bang Dahnil, terus terang dari sisi komunikasi sampai sekarang belum ada pernyatan terang tentang pilihan rezim kesehatan. Akhirnya pendekatan keterbatasan sumber daya itulah, sepertinya pemerintah melakukan rezim ekonomi. Padahal yang terjadi tidak sepenuhnya demikian, sebab ada keterbatasan. Akhirnya pilihanya adalah new normal atau kebiasaan baru. Bisa melakukan aktifitas tanpa lockdwon. Dengan disiplin protap kesehatan di tengah pandemi. Termasuk aktifitas ekonomi diatur dengan kebiasaan baru.
Sekarang bagaimana new normal ini, tandas Bang Dahnil dilakukan secara konsisten oleh masyarakat dan pemerintah. Masyarakat melaksanakan aturan pemerintah mengawasinya. Konsisten sanksinya dan aturannya. Sekarang masalahnya adalah konsistensi pemerintah dan masyarakat untuk menerapkan protap new normal ini.
Bagian terakhir Bang Dahnil mengingatkan apa yang harus dilakukan Muhammadiyah secara berjama’ah. Ada tiga hal, yaitu harus membangun proteksi komunal. Artinya harus dipastikan jama’ah muhammadiyah tidak ada yang terjangkit covid19. Pastikan komunitas. Kedua, solidaritas komunal (ta’awun), pendekatan komunalisme pastikan komunitas dulu yang terbantu. Ketiga membangun kesadaran kolektif, untuk menerapkan protokol kesehatan. (foto: ali zulkarnaen/editor: doni osmon)