Digitalisasi FPP UMM Teknologi dan Syar’i
TABLOIDMATAHATI.COM, UMM CORNER-Pandemi covid19 tidak menyurutkan semangat para peternak milenial untuk tetap eksis mengembangkan usahanya. Fakultas Peternakan dan Pertanian Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) sudah melakukan ancang-ancang jauh sebelum Covid melanda Indonesia.
Hal ini dijelaskan Ali Mahmud, MP salah satu dosen Prodi Peternakan FPP UMM mengatakan beberapa teknologi dalam memenuhi kebutuhan hewan ternak tersebut sebagai bentuk sinkronisasi dengan PPUIK di Eksfam UMM.
Menurut Ali-nama panggilan Ali Mahmud-pada tahap pertama kali yaitu ada teknologi pakan yang dibagi menjadi 2 yaitu Teknologi Hijaunan dan Konsetrat. Hijauan yang dimaksud adalah membeli dan memanen sendiri tebon jagung dan jagung lalu diolah untuk dijadikan stok bahan pakan.

Proses hijauan ini, kata Ali merupakan bukti sebelum dan sesudah pandemi prodi peternakan FPP UMM tidak bingung mencari pakan karena sudah ada bahannya. Berikutnya adalah konsentrat, persiapannya membeli materialnya seperti polar, pekatul, titen kedelai, gaplek, dikumpulkan lalu diolah dengan teknologi.
Bagi Ali, proses selanjutnya adalah pencukuran bulu domba, menurutnya mencukur bulu domba ini wajib. Selain wajib hukumnya juga edukasi masyarakat bahwa dengan adanya cukur bulu domba bertujuan tidak akan menimbulkan sarang parasit yang ada di Eksperimental Farm UMM.
Tentu saja hal ini, lanjut Ali, membuat suasana ternak menjadi nyaman kemudian domba bisa lebih banyak menyerap vitamin dari sinar matahari. Terakhir memotong kuku domba agar keseimbangan berdiri domba itu stabil dan nyaman.

Ali menambahkan, tahap ketiga pemasaran hewan ternak. Sekarang lebih full ke digitalisasi. Karena menghindari kontak fisik dengan orang luar menyusul virus corona yang semakin meningkat. “Alhamdulillah sampai sekarang kita melakukan pemasaran full via online, dan sudah 75 persen hasil penjualan kami menjelang Idul Adha kali ini,” akunya.
Sebagai pamungkas Ali memaparkan, pemotongan syar’i dengan kerjasama Dakwah Sembelih Halal Malang Raya untuk pemotongan saat Idul Adha nanti. Menurutnya sistem pemasarannya selain menjual hewan ternak pihak ternak UMM juga menyediakan layanan potong sembelih daging yang bagaimana sistemnya di potong di lingkungan Ternak UMM sendiri kemudian hasil qurbannya di antar sesuai kemauan pemilik daging qurban tersebut. “Jadi pembeli nanti tinggal kita kasih referensi hewannya, mau yang hewan apa, bobotnya berapa, terus daging potongnya dikirim kemana, jadi serba mudah, dan pastinya kita akan adakan dokumentasi ketika pemotong daging biar tidak ada pemalsuan,” ucapnya.
Ali menegaskan eksperimental Fam UMM selangkah lebih maju dari lainnya karena hewan ternaknya berkualitas. Mulai dari peminat yang datang ke lokasi akan disuruh spray room secara umum, setelah itu wajib mandi di Eks Fam –singkatan Eksperimental Fam-, dan setelah itu kita suruh ganti baju khusus di Fam, jadi pendatang kesini harus membawa 2 baju.
“Jadi SOP seperti itu tadi bukan karena masalah covid, tetapi itu sudah menjadi SOP kita jauh jauh hari sebelumnya, bahkan sebelum covid pun, kita sudah melakukan prosedur seperti ini.” (foto/reporter: irfan wahyu setyawan/editor: doni osmon)