Corona Membuat Hati Cemas, Ekonomi Indonesia Terjun Bebas
oleh: Titis Lailatul Fitri, Ilmu Ekonomi Studi Pembangunan, Fakultas Ekonomi Bisnis Universitas Muhammadiyah Malang
Persebaran Covid – 19 atau yang dikenal sebagai virus Corona yang bermula dari kota Wuhan, Tiongkok menjadi perhatian dan awal permasalahan yang serius para ekonom, pelaku bisnis, sampai pengambilan kebijakan di berbagai negara. Banyak sektor – sektor di Indonesia yang mengalami penurunan pendapatan akibat peningkatan kasus tersebut. Tidak hanya itu persebaran ini membuat pemerintah mengambil langkah antisipasi penyebaran dengan menetapkan kebijakan untuk menghentikan segala aktifitas yang berkaitan dengan interaksi antar manusia, sehingga sektor ekonomi yang memiliki banyak karyawan memilih untuk menghentikan aktifitasnya sementara waktu. Beberapa perusahaan juga mengizinkan karyawannya untuk bekerja dari rumah atau work from home. Meskipun begitu, tidak semua perusahaan bisa menerapkan work from home bagi pegawai, terlebih lagi bagi perusahaan atau industri yang bergerak di bidang manufaktur, di mana setiap pekerjaannya membutuhkan alat bantu mesin yang tidak mungkin dibawa ke rumah.
Dalam hal ini, beberapa sektor ekonomi hampir mengalami kelumpuhan yang ujung-ujungnya mempengaruhi perekonomian negara dan bahkan menyebabkan perlambatan aktivitas ekonomi secara global. Dampak Covid-19 telah mengganggu mata rantai ekonomi dunia, bahkan berpotensi menimbulkan krisis ekonomi di sejumlah negara jika tidak ditangani dengan cepat dan , Inilah yang menjadi kekhawatiran masyarakat terhadap penuruan ekonomi di Indonesia. Segala aktivitas yang berkaitan dengan ‘interaksi’ antar manusia menjadi kekhawatiran tersendiri bagi masyarakat. Memakai masker dan hand sanitizer saja dirasa tidak cukup untuk mencegah virus corona masuk ke dalam tubuh. Masyarakat menjadi resah dan khawatir untuk melakukan aktivitas di luar rumah. Itulah mengapa, para pemilik bisnis UKM maupun UMKM merasa takut dan khawatir dengan kemajuan bisnis mereka. Kecemasan ini wajar, pasalnya memang hampir seluruh perusahaan merasakan hal yang sama, walaupun beberapa di antaranya tidak merasakan pengaruh yang berarti dari wabah virus corona ini. Banyak diantara mereka memilih menutup sementara usaha mereka karena sepi pelanggan alhasil, penghasilan mereka menurun drastis. Sementara dampak ke ekonomi Indonesia dimulai dari sektor pariwisata. Selain sektor pariwisata ada sektor perdagangan ekspor impor yang terganggu. Kondisi ini tentu berdampak pada perputaran roda perekonomian di dalam negeri. Tak hanya itu, perekonomian secara global otomatis juga terganggu. Berbagai lembaga internasional bahkan telah merevisi turun proyeksi pertumbuhan ekonomi global tahun ini. International Monetary Fund (IMF) misalnya, menyebutkan penyebaran virus corona yang terbilang cepat akan menghapus harapan pertumbuhan ekonomi tahun 2020. efek wabah virus corona terhadap ekonomi diperkirakan masih dapat diatasi sehingga ekonomi tumbuh di atas 4% pada tahun ini. Namun, dengan skenario yang lebih berat, ekonomi Indonesia diproyeksi hanya akan tumbuh 2,5% dan bahkan 0%. (*)