Bersama RSI Aisyiyah, PDPM Kota Malang Workshop Pemulasaran Pasein Infeksional
TABLOIDMATAHATI.COM, SUKUN-Anggota Pimpinan Daerah Pemuda Muhammadiyah (PDPM) Kota Malang, mendapatkan workshop pemulasaran jenazah covid19 oleh Tim Covid 19 RSI Aisyiyah Malang, tadi pagi di Ponpes Faqih Ustman, Bakalan Krajan, Sukun, Kota Malang. “Secara umum tata cara pemulasaran jenazah covid19 adalah sama seperti umumnya, hanya yang membedakan adalah protap kesehatan yang ketat,” ujar salah satu anggota Tim Covid 19 RSI Aisyiyah Kota Malang, ustadz Jemi Anggra, tadi pagi.
Seperti apa pemulasaran jenazah covid19 dimaksud ustadz Jemi Anggara? Yakni pemulasaran yang tetap syar’i mengacu kepada fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI), keputusan tarjih PP Muhammadiyah, dan protap kesehatan.
ustadz Jemi menyebutkan bahwa memandikan jenazah pasien covid adalah memandikan pasien infeksius. Jika jenazah biasa tidak ada proses desinfektan, namun jenazah covid harus dilakukan desinfektan terlebih dulu untuk mebunuh virus dan bakteri yang menempel untuk keselamatan petugas dan keluarga.

Berikutnya, lanjut ustadz Jemi penggunaan plastic. Setelah dikafankan, jenazah covid19 langsung diplastik kedap udara, kemudian dimasukkan ke dalam peti. Meskipun di dalam peti ketia petugasnya dari RSI Aisyiyah, jenazah tetap dimiringkan kea rah kibat. Sehingga sesuai dengan tuntunan syariah.
“Nah ketika melakukan proses ini tim harus menjelaskan edukasi kepada keluarag tentang apa yang akan dilakukan. Bahkan perwakilan keluarga diminta untuk menyaksikan proses pemulasaran jenazah keluarganya bahwa sudah sesuai dengan syariat yang berlaku,” akunya.
Nah, tandas ustadz Jemi, dari edukasi seperti ini keluarga pasien covid 19 sangat bertrima kasih kepada tim RSI Aisyiyah yang sudah merawat dengan lemah lembut keluarganya dan sesuai syariat. Realitas ini akhirnya membuka kesadaran keluarga pasien covid yang meninggal di RSI Aisyiyah bahwa informasi palsu (hoax) yang beredar selama ini tidak sesuai dengan kenyatan yang dialaminya sendiri. Bahkan dari keluarga pasien akhirnya meminta maaf dan berterima kasih.
Pengalaman merawat jenazah inilah, kata ustadz Jemi akhirnya diturunkan kepada anggota KOKAM maupun PDPM Kota Malang untuk praktek dalam acara Workshop Mengenal Covid 19 dan Pemulasaran Jenazah Covi19. (foto: jemi anggara/editor: doni osmon)