Beri Apresiasi Perawat UMM ke Jepang, Jangan Putus Komunikasi
TABLOIDMATAHATI.COM, UMM CORNER– Ketua program perawat ke Jepang Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) Dr. Sukarsono, M.Si, mengapresiasi para perawat yang masih bertahan dalam program ke Jepang ini. Sebab banyaknya hambatan dalam program ini karena pandemi, akhirnya sebagian perawat peserta program ke Jepang mengundurkan diri.
“Kalau kendala-kendala yang telah lalu semua merasakan itu. Biasa perjuangan pertama harus merasakan itu. Nanti di Jepang kendalanya akan begitu, pasti pertama akan ada namun kendala itu akan hilang seiring waktu,” ujar Sukarsono, sore (17/10/2020).
Kendala ini, lanjut Sukarsono, juga dirasakan oleh para pendahulu senior yang sudah terlebih dulu di Jepang. Sukarsono lantas menceritakan bahwa awal mula membuka peluang perawat ke Jepang pada awalnya juga harus mempertimbangkan berbagai hal. Ternyata peminatnya banyak, di tengah perjalanan juga ada yang berhenti mengikuti program lalu ingin masuk lagi namun tidak dapat dilanjutkan.

“Kalian adalah yang bertahan, insyaAllah akan menuai hasilnya. kami berharap ketika berda di Jepang jika ganti nomor telepon untuk memberikan juga kepada kami, sehingga dapat terus berkomunikasi,” pesannya.
Hal ini sangat penting, lanjut Sukarsono, disebabkan UMM adalah almamater, ketika para perawat ini di Jepang statusnya adalah alumni UMM. Alamaternya artinya ibu kandung yang susah melupakan anaknya. Jadi komunikasi tetap terjalin. Agar semua dapat memastikan berjalan sesuai dengan program yang sudah ditentukan. “Bekerjalah penuh semangat dan mengabdi pada pekerjaan dan orang yang dirawat. InsyaAllah keberkahan akan turun pada kalian,” pesannya. (doni osmon/irfan wahyu setyawan)