Bentuk Forum Komunikasi PDA Kota Malang Lanjutkan Program TB Care
TABLOIDMATAHATI.COM, KLOJEN-Program TB Care adalah salah satu program unggulan Majelis Kesehatan Pimpinan Daerah Aisyiyah (PDA) Kota Malang. Itu sebabnya meskipun program TB Care yang sebelumnya dilaksanakan bersama antara Aisyiyah dengan The Global Fund berakhir Desember 2020 ini, tetap dijalankan meskipun harus mandiri tanpa dukungan lembaga dunia tersebut. Kenapa? Ketua PDA Kota Malang Dra. Sri Herawati, menyebutkan bahwa program TB Care adalah tugas negara dan amanah agama. Tugas negara karena program TB Care adalah melindungi seluruh warga negara Indonesia dalam hal ini dari wabah TB, sementara amanah agama tercantum dalam Qs. Al Maaidah ayat 32 menyebutkan barang siapa memelihara satu kehidupan manusia sama dengan memelihara kehidupan seluruh umat manusia.
“Ini menjadi landasan ideal kita dalam kehidupan beragama, maka Aisyiyah sebagai salah satu pemegang program TB Care maka hal-hal yang menyangkut administrasi dan finansial akan kami lakukan secara mandiri,” tandas Ketua PDA Kota Malang, Sri Herawati, tadi pagi (22/12/2020).
Menurut Bu Hera-nama panggilan Sri Herawati-Aisyiyah sebagai ormas Islam di Indonesia sudah menjadikan program TB (pemberantasan tuberkolusis) sebagai program unggulan majelis kesehatan sejak 2009-2020 PDA Kota Malang mendapatkan prestasi membanggakan di Jatim. Sebab program TB ini menjadi media dakwah sehingga Aisyiyah banyak dikenal masyarakat karena kader TB.

Bu Hera melanjutkan Aisyiyah komitmen memberantas TB karena TB merupakan penyakit menular namun dapat diobati, ada istilah TOSS (Temukan Obati Sampai Sembuh) TB, Zero TB, dan pembebasan yakni masyarakat bisa bebas TB setelah didampingi dari Dinas Kesehatan dan Aisyiyah. Termasuk pemberdayaan dengan menggerakkan masyarakat mulai dari diri sendiri, keluarga, masyarakat didorong untuk berobat ke lembaga kesehatan ketika menemukan suspect TB.
Nah bagaimana dalam Aisyiyah terdapat Islam berkemajuan? Bu Hera mengungkapkan dengan mengajak masyarakat untuk berfikir ilmiah, melalui mengedukasi masyarakat sosialiasasi penyakit TB ini kepada masyarakat agar tidak tertular dan menularkannya. Sehingga kalau masyarakat suspect TB langsung periksa kesehatan bukan berfikir klenik yang dapat menimbulkan fitnah. “Masyarakat diajak berfikir maju, hal-hal yang menyangkut kesehatan diberikan pencerahan pemberdayaan edukasi berfikir logis,” tandasnya.

Sementara itu Kepala Sub Sub Recipient (SSR) Aisyiyah, Kota Malang, Dra. Ruly Narulita, menambahkan tim TB Care Aisyiyah sejak 2014 hingga sekarang sudah banyak melakukan hal-hal pemberdayaan dan edukasi kepada masyarakat serta suspect TB. Diantaranya bedah rumah, pemberian nutrisi, pendampingan pasien, dan masih banyak lagi.
Itu sebabnya, lanjut Bu Ruly-nama panggilan Ruly Narulita-dalam forum bertajuk Pertemuan Pemangku Kepentingan untuk Penguatan KMP dan Organisasi TBC di Daerah mengundang komunitas BKMM, pimpinan pusat sampai pimpinan ranting, IIDI (Ikatan Istri Dokter Indonesia), PKK (Pembinaan Kesejahteraan Keluarga), LP3A UMM, Lazismu Kota Malang, PDPKMM Kota Malang, Dinas Sosial, Dinas Kesehatan, KMP, FIKES UMM, Fakultas Kedokteran UMM, komunitas mantan pasien TB MDR, Malang Kota Sehat, dan beberapa tokoh masyarakat, untuk terakhir dapat terbentuk forum komunikasi TB Care Aisyiyah Kota Malang. (foto/editor: doni osmon)