Badai Corona Menghantam Pengusaha UKM, Ubah Haluan-Atur Strategi Agar Tetap Bertahan
KARANGPLOSO-Susahnya hidup dalam kondisi ekonomi negara corona, yang bernama republik Indonesia. Dampaknya para pengusaha kelas UKM (usaha kecil mikro) sulit mengembangkan bisnisnya, harus memutar otak agar tetap bisa bertahan di tengah badai corona. “Kami dan beberapa teman pengusaha lain merasakan hal ini. Ada yang sudah tutup, ada yang buka tutup, ada yang beratahan sambil berfikir cara pemasaran supaya produknya tetap terjual,” curhat pengusaha kuliner, Ibeng Abdul Latief, kemarin.
Ibeng-begitu para konsumen memanggil nama Ibeng Abdul Latif-penurunan omzet bisnis kuliner hingga 40 persen. Sebab sembilan puluh persen pangsa pasar pengusaha kuliner yang dikuasai UKM berbasis mahasiswa. Termasuk Ibeng dengan usaha catering harian bermerk Senjani Kitchen ikut turun omzetnya karena banyak mahasiswa takut corona pulang ke daerah masing-masing.

Beban bertambah, tandas Ibeng, ketika di pasar harga bahan pokok untuk Senjani Kitchen melambung tinggi. Akibatnya pengeluaran juga bertambah untuk membeli bahan pokoknya, serta terpaksa dengan berat hati mengimbanginya dengan menyesuaikan harga jual.
Meski begitu, lanjut Ibeng, sebagai pengusaha harus tetap bertahan dengan bisnis yang berkah. Salah satu cara meraih keberkahan itu dengan mengatur startegi pemasaran, perubahan konsumen segmen pasar, serta inovasi produk. Dari tiga hal inilah akhirnya bisnis Ibeng catering harian berubah arah dari konsumen mahasiswa menjadi konsumen pekerja. Bukan itu saja, produknya yang sebelumnya paket mahasiswa sekarang juga paket pekerja. Bahkan bisnis sudah merambah pada catering keluarga. Sebab banyak keluarga yang karantina, maka menu makannya memesan melalui Senjani Kitchen. (foto: ibeng/editor:doni osmon)