Asimetri Informasi Salah Satu Penyebab Market Failure
Oleh: Annisa Rahmatullail Assyauqillah, mahasiswa Prodi Akuntansi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Pasar seringkali diartikan sebagai tempat berjualan, dimana pasar merupakan tempat atau rangkaian interaksi antara penjual dengan pembeli barang jasa. Pasar sendiri memiliki 3 fungsi utama, yaitu Fungsi Distribusi yang merupakan pasar bertugas untuk memberikan fasilitas interaksi dan sebagai media distribusi produsen dengan konsumen, Fungsi Pasar sebagai Pembentuk Harga yang dimana penjual dapat menawarkan barang atau jasa kepada pembeli dan pembeli dapat melakukan tawar-menawar sehingga dapat disepakatinya harga yang terbentuk antara penjual dan pembeli, fungsi terakhir merupakan Fungsi Pasar sebagai Alat Promosi yang artinya pasar sebagai tempat untuk memasarkan, mengenalkan, dan menginformasikan produk atau jasa oleh produsen kepada calon konsumen untuk menarik minat beli konsumen pada barang atau jasa tersebut.
Market Failure atau Kegagalan pasar merupakan kondisi dimana pasar gagal menyediakan kebutuhan pasar secara efisien serta adanya ketidakseimbangan antara produsen dengan konsumen, Kegagalan Pasar ini adalah tidak terpenuhinya standar yang ada, sehingga distribusi sumber daya dari produsen serta konsumen tidak maksimal. Kondisi dimana barang maupun jasa yang ada terlalu banyak atau terlalu sedikit dalam siklus pasar tersebut, dapat diartikan juga pasar gagal merespon atas produk yang terjadi kelebihan penawaran maupun kelebihan permintaan. Kegagalan pasar ini terjadi karena beberapa faktor yaitu adanya barang bersama, adanya unsur ketidaksempurnaan pasar dan penurunan biaya rata-rata, adanya eksternalitas, adanya pasar yang tidak lengkap, adanya barang publik, serta adanya kegagalan informasi atau yang seringkali disebut asimetri informasi.
Saat ini informasi merupakan prioritas utama setiap orang, baik kehidupan maupun bisnis informasi merupakan hal yang dimiliki setiap pihak. Informasi yang ada seringkali juga disembunyikan oleh beberapa pihak, dikarenakan pada setiap efisiensi kegiatan ekonomi tidak selalu terikat dengan informasi secara langsung maka ada kemungkinan disembunyikannya informasi tersebut oleh pihak lain karena informasi yang ada dapat mengeluarkan biaya. Informasi yang dimiliki oleh semua pihak juga tidak sama rata, ada beberapa pihak yang memiliki informasi lebih jika dibandingkan dengan pihak lainnya, begitu juga sebaliknya ada beberapa pihak memiliki lebih sedikit informasi dibanding pihak lainnya, hal tersebut dikatakan sebagai Asimetri Informasi, dimana adanya perbedaan informasi pada setiap pihak. Pada kegiatan ekonomi umum terjadi pada penjual yang memiliki informasi lebih terkait produk atau jasa yang ditawarkannya dibandingkan dengan pembelinya. Pihak yang memiliki informasi dapat memanfaatkan informasi tersebut untuk dirinya sendiri dan bisa saja mengakibatkan kerugian pada pihak yang tidak memiliki informasi tersebut. Adanya informasi asimetris dapat mengakibatkan pasar memiliki hasil yang tidak efisien dan merupakan bentuk dari kegagalan pasar (Jehle & Reny, 2001).
Dijelaskan secara ringkas oleh (Prasetya, 2012) Asimetri informasi memiliki dua bentuk dasar, yaitu:
- Hidden Knowledge, kondisi pada salah satu pihak memiliki pengetahuan lebih terkait kualitas barang atau jasa yang diperjual-belikan dibandingkan dengan pihak lainnya sebagai kolega. Dalam bentuk asimetri ini terdapat Adverse Selection, yang menjadi penyebab dalam kegagalan pasar. Adverse Selection atau salah pilih merupakan pengambilan keputusan yang dilakukan pada kondisi yang berdasarkan informasi yang kurang atau lemah, sehingga pembeli seringkali menghindari melakukan transaksi pembelian barang untuk menghindari terjadinya penipuan yang selanjutnya akan berakibat langsung pada pasar, dimana penjual yang benar-benar menjual barangnya dengan kualitas bagus dan harga sesuai tetapi dinilai murah oleh pembeli sehingga pasar akan didominasi oleh barang-barang yang kurang berkualitas.
- Hidden Action, kondisi salah satu pihak melakukan tindakan yang tersembunyi dan tidak bisa diawasi oleh pihak lain, tindakan yang dilakukan memiliki pengaruh terhadap kualitas barang yang diperjual-belikan. Dalam bentuk ini terdapat Moral Hazard dimana dalam teori ekonomi dijelaskan bahwa kondisi ini merupakan kondisi salah satu pihak akan mengambil resiko dikarenakan biaya yang dikeluarkan tidak dapat mempengaruhi pihak yang mengambil resiko.
Inti dari Asimetri Informasi adalah tidak adanya kemampuan dalam membedakan yang baik dan yang buruk. Asimetri Informasi dapat merugikan kedua belah pihak, bagi penjual yang gagal untuk mendapatkan nilai atau value yang sesungguhnya dan bagi pembeli yang cenderung memilih membayar lebih untuk barang atau jasa yang lebih dikenal baik. Kondisi tersebut dapat teratasi ketika penjual dapat menyajikan informasi terkait kualitas yang dimiliki oleh barang/jasa yang diperjual-belikan kepada pembeli, sehingga hal tersebut dapat saling menguntungkan penjual maupun pembeli. Era globalisasi dan perkembangan zaman serta majunya bidang teknologi saat ini mengurangi adanya asimetri informasi karena mudahnya akses untuk mendapatkan informasi yang dibutuhkan secara cepat dan tepat bagi semua pihak. (*)
Penulis: Annisa Rahmatullail Assyauqillah, Nim: 202010170311127, mahasiswa prodi Akuntansi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Muhammadiyah Malang. Opini ini dibuat sebagai tugas kuliah.