ArthaMu Abadi Lawang-BTM Surya Sejahtera Utama Probolinggo Studi Virtual
TABLOIDMATAHATI.COM, MALANG-Tinggal selangkah lagi Baitul Tamwil Muhammadiyah ArthaMu Abadi Cabang Lawang siap dilaunching. Sambil menunggu proses tersebut calon pengurus BTM ArthaMu Abadi menyerap pengalaman dalam mengelola koperasi ke BTM Surya Sejahtera Utama Probolinggo. Studi tersebut dilakukan secara virtual pada Selasa (29/7/2021).
Kegiatan virtual tersebut dikatakan salah satu peserta dari BTM ArthaMu Abadi, ustadz Khusnul Yakin, tentang awal mula berdirinya BTM Surya Sejahtera Utama (SSU) Probolinggo hingga berkembang sampai saat ini. Diantara poin pentingnya sebelum operasional BTM SSU mengirimkan 5 orang ngangsu kaweruhke BTM Babat Lamongan.
Kata ustadz Khusnul modal awal BTM SSU sebesar Rp 2 juta dengan piutang Rp 100 juta, anggota sekitar 300 orang. Sekarang berkembang menjadi 430 lebih anggota dalam kurun waktu 2 tahun sejak serah terima dari merger 3 koperasi ke BTM SSU.
Menurut ustadz Khusnul, cara mengembangkan anggota dengan sosialisasi ke cabang dan ranting Muammadiyah-Aisyiyah, amal usaha, masjid binaan muhammadiyah. Sosialisasi tersebut menyangkut dakwah ekonomi yang berdasarkan ayat Al Qur’an dan hadis nabi. Hal ini diperkuat dukungan dari PDM dengan dikeluarkannya surat intruksi untuk menjadi anggota BTM SSU bagi seluruh karyawan AUM agar modalnya bertambah.

Berikutnya, lanjut ustadz Khusnul, simpanan pokok Rp 100 ribu, simpanan wajib Rp 20 ribu per bulan, tabungan hari raya, tabungan qurban dan ada deposito. Sistem penyaluran dana mudharobah dengan cara anggota mengajukan pinjaman, menuliskan nama, alamat, pekerjaan, penghasilan yang bersangkutan/istri/suami. Pengajuan tersebut dianalisa pengurus apakah gajinya mencukupi untuk kelayakan angsurannya.
Lebih lanjut dikatakan ustadz Khusnul permohonan pinjaman diajukan ke komite pinjaman untuk mendapat persetujuan pencairan, survei calon peminjam, realisasi pinjaman. Pengelolaan modal dengan akad syariah, pengumpulan modal dengan rekrut anggota sebanyak-banyaknya.
Akad deposito kata ustadz Khusnul, dengan nisbah bagi hasil 0,4 persen disalurkan dengan 1,5 persen. Jika ada macet angsuran ditagih secara telaten oleh petugas BTM. Pemasukan modal dari simpanan wajib dan semisalnya setiap bulan sekitar Rp 200 juta sementara dan yang antri pinjaman mencapai Rp 500 juta. Itu sebabnya antri hingga 3 bulan baru dapat pinjaman.
Bukan itu saja, lanjuta ustadz Khusnul manajemen BTM SSU juga menjelaskan jumlah karyawan hanya 4 orang yang bertugas administrasi dan keuangan. Termasuk membuat laporan keuangan ke pengurus tiga kali sebulan untuk menghindari kekeliruan dan penyimpangan. Pengurus membuat analisa hutang dan piutang dengan memperhatikan tanggal jatuh tempo pinjaman, tanggal jatuh tempo deposito yang akan ditarik dan semisalnya.
“Dari hasil studi virtual ini poin-poin pentingnya akan kami adaptasi sebagai kebijakan awal operasional BTS ArthaMu Abadi,” pungkas mantan Wakil Ketua Lazismu Kota Malang ini. (doni osmon)