Amalkan QS. Al ‘Alaq RBAL Lamongan Ajak Siswa Giat Membaca
TABLOIDMATAHATI.COM, LAMONGAN–Pada Qs. Al ‘Alaq ayat 1-5 disebutkan perintah untuk giat membaca. Sebab dengan membaca ilmu pengetahun dan wawasan seorang muslim akan bertambah dan membuat kuat karaktrernya. Itulah yang disampaikan pendiri Rumah Baca Api Literasi (RBAL) Kabupaten Lamongan, Fathan Faris Saputro, pada diskusi literasi di SMP Muhammadiyah 4 Maduran, Kabupaten Lamongan, bertajuk Motivasi Meningkatkan Minat Baca Siswa (14/12/2020).
Opening tersebut perlu disampaikan awal diskusi, lanjut Faris nama panggilan Fathan Faris Saputro- untuk membuka wawasan peserta diskusi yang rata-rata masih usia remaja serta minim literasi. Hal ini dikuatkan dengan data The Organisation for Economic Co-Operation and Development (OECD) menunjukkan budaya membaca di Indonesia termasuk yang paling rendah dari tahun ke tahun.
Faris menjelaskan bahwa mebaca adalah ibadah seperti yang diperntah Allah, itu sebabnya membaca dapat mendatangkan pahala jika apa yang dibacanya diamalkan juga akan menambah timbangan pahala tersebut.
Termasuk, tandas Faris jika siswa SMPM 4 Maduran ini sadar pentingnya penguasaan literasi membaca sejak dini maka akan bernilai ibadah pula. Istilahnya reading is the heart of education. Seorang anak yang setiap hari sekolah tapi tidak membaca, sebenarnya dia tidak mendapat pendidikan. Tidak ada gunanya guru berbicara dan mengajar setiap hari, karena siswanya hanya mendengar tidak mendapatkan ilmu atau pendidikan karena siswa tersebut tidak kembali mengulang apa yang disampaikan guru dengan membaca kembali materinya.
Faris mengajak berfikir peserta diskusi dengan memberikan contoh dampak rendahnya budaya literasi bisa dilihat dari status Indonesia sebagai pengirim buruh migran terbesar di dunia. TKI Indonesia sudah mencapai 9 juta. Karena kemampuan literasi rendah, tidak mampu menggerakkan roda perekonomian negara. Literasi rendah juga mengakibatkan hoax dan hate speech merajalela.
“Nah, apakah kalian generasi yang masih punya masa depan panjang ini ingin menjadi buruh migran alias TKI? Jika tidak mulai sekarang harus gemar membaca hal bermanfaat selain dapat pahala juga mendapatkan ilmu pengetahun,” ucap Faris disambut gelengan kepala peserta diskusi.
Faris lantas menghibur peserta dengan memberikan motivasi bahwa sebenarnya anak-anak Indonesia memiliki minat baca yang sama besarnya dengan negara lain. Jika sekarang minat bacanya rendah disebabkan sejak kecil dan selama sekolah anak-anak Indonesia tidak diwajibkan membaca buku.
Realitasnya seperti data berikut ini, papar Faris menunjukkan data negara Thailand siswa SMA wajib membaca 5 judul buku, Amerika Serikat 32 judul buku. Sementara SMA Indonesia nol judul. Akibatnya prestasi rendah. Dari 41 negara, Indonesia hanya peringkat 39.
Bagaimana memulainya? Faris yang juga finalis Duta Baca Perpustakaan Kabupaten Lamongan memberikan tips, seperti saat ia mendirikan Rumah Baca Api Literasi. Upayakan mulai membiasakan membaca dari tingkat keluarga. Seperti membakar obat nyamuk dari tengah lama-lama meluas sampai tingkat kelurahan, kecamatan, dan seluruh negeri. Buku, bisa menjadi satu alternatif yang bisa dimanfaatkan untuk memberikan edukasi yang bisa dimulai di SMPM 4 Maduran ini.
Di tempat yang sama Kepala Sekolah SMP Muhammadiyah 4 Maduran Imro’atun Ma’rufah S.S, membaca adalah salah satu stimulasi untuk memaksimalkan perkembangan otak anak. Di negara-negara maju, minat baca sudah dimulai jauh sebelum mereka bisa membaca. Hasilnya, anak-anak yang suka membaca tidak memiliki kesulitan ketika bersekolah. Sebaliknya anak yang tidak suka membaca ternyata dikaitkan dengan tingkat kriminalitas cenderung lebih tinggi ketika mereka dewasa.
Mendukung percepatan ketertinggalan tersebut, Imro’atun menghadirkan gerakan literasi. Salah satu kegiatan budaya literasi di SMPM 4 Maduran adalah mengadakan kompetisi membaca di mana kegiatan membaca bisa menjadi kebiasaan yang menyenangkan. Hal itu bertujuan agar setiap anak mencapai potensi penuh belajar mereka dan ini selaras dengan dukungan pihaknya pada pemerintah untuk menekan angka stunting. (foto/kontributor lamongan: fathan faris saputro/editor: doni osmon)