Akibat Corona UMKM Nyaris Gulung Tikar
Oleh: Ayu Nilna Syalsabillah, ekonomi pembangunan, fakultas ekonomi dan bisnis, Universitas Muhammadiyah Malang
Ada banyak efek samping yang diakibatkan dengan adanya virus corona, salah satunya adalah UMKM (Usaha Mikro Kecil Menengah). Banyak pengusaha kecil yang merasa rugi dengan adanya virus ini, apalagi dengan kebijakan pemerintah yang menyarakan semua orang untuk dirumah saja agar rantai penyebarannya bisa berakhir. Dengan kebijakan tersebut banyak UMKM yang mengalami kerugian, masyarakat lebih mendorong konsumsinya, mereka lebih memilih belanja bahan mentah dibandingkan membeli makanan yang sudah saji di warung-warung.
Sebanyak 774 koperasi dan UMKM atau setara dengan 68 persen, mengeluh penjualannya menurun akibat dampak wabah virus corona. Sebanyak 63 koperasi dan UMKM atau 6 persen, menyatakan mengalami kesulitan bahan baku. Sebanyak 111 koperasi dan UMKM atau setara dengan 10 persen menyatakan mengalami distribusi yang terhambat. Sebanyak 141 koperasi dan UMKM atau setara dengan 12 persen, menyatakan mengalami masalah permodalan. Asosiasi UMKM Minta Pembayaran Listrik Ditunda Akibat Dampak Corona. Sebanyak 42 koperasi dan UMKM atau setara dengan 4 persen, menyatakan mengalami produksi yang terhambat. Hal ini terjadi di Banten, Jabar, Jateng, Jatim, Yogyakarta, Bengkulu, Kepulauan Riau dan DKI Jakarta.
Dikarenakan penjualan pada UMKM menurun, Pemerintah membuat insentif yang lebih tepat sasaran kepada UMKM. Contohnya, penundaan pembayaran kredit perbankan atau multifinance (leasing) selama beberapa bulan, hingga penundaan pembayaran listrik bagi UMKM.
Ada beberapa langkah yang bisa dilakukan oleh UMKM agar usahanya ada pemasukan, yaitu dengan mencoba penjualan secara online, dikarenakan saat ini masyarakat lebih memilih pesanan diantar dari pada harus keluar rumah. Selanjutnya lebih bisa mengolah keuangan, seperti sedikit mengurangi stok barang yang akan dibeli, dengan begitu uang bisa dikelola dengan lebih baik. (*)