Aisyiyah Malang Ubah Lapas Perempuan Menjadi Ponpes Warga Binaan
KEBONSARI-Jika anda berada di lapas perempuan kelas IIA Malang, tentu tidak akan menduga bahwa lapas tersebut sekarang berubah menjadi pesantren warga binaan. Itulah wujud dakwah Aisyiyah selama 48 Tahun Aisyiyah Berkhidmat dan Mencerahkan Lapas Perempuan Klas II A Malang Yang Berkemajuan. Itulah tema yang diambil dalam peringatan hari ibu Aisyiyah di lapas perempuan, senin pagi kemarin.
Diantara santriwati-begitu kader Aisyiyah-menyebut warga binaan yang diajari mengaji oleh ustadzah kader Aisyiyah, adalah Indah Nuari Puji Astuti asal Kabupaten Tuban, Jatim, mengaku sudah hafal juz Amma (juz 30) sangat bahagia bisa masuk program pesantren Aisyiyah.

Kebahagian Indah-nama panggilan Indah Nuari Puji Astuti-selain bisa hafal juz Amma, juga mengakui metode yang digunakan Aisyiyah dalam program mengaji menyenangkan, melatih dengan kesabaran, serta membimbingnya bukan hanya tartil, tahsin, tahfidz saja, termasuk bagaimana bathin ini menjadi tenang dan iman takwa terus meningkat.
Santriwati lainnya, Rinda Luki Arumsari, dari Kabupaten Madiun, mengaku program mengaji Aisyiyah mempunyai cara komunikasi perempuan, yaitu dari hati ke hati, sehingga mudah nyambungnya.

Sehingga santriwati, kata Rinda-nama panggilan Rinda Luki Arumsari-tidak canggung bertanya tentang ilmu Islam mulai fikih hingga adab-adab muamalah. Selain mengaji, santriwati juga diajari bagaimana cara berwudhu, muhasabah, serta menghafal doa-doa. Ketika memberikan materi ini, para ustadzah di Aisyiyah membagi kelompok-kelompok. Biasanya 1 kelompok berisi lima santriwati dengan satu ustadzah.
“Alhamdulillah, kami sekarang sudah bisa mengaji yang benar, serta mengetahui ilmu agama Islam juga sudah lebih dari dasar-dasar. Kami berharap apa yang dilakukan Aisyiyah ini menjadi pahala bagi para ustadzahnya serta menjadi barakah bagi semua yang terlibat di dalam program mengaji ini,” akunya. (foto/editor: doni osmon)