ABA 17 Ajak HEBAT Walmur Lewati Pandemi
TABLOIDMATAHATI.COM, KLOJEN-Pandemi banyak membuat wali murid (walmur) atau orang tua pusing memikirkan pendidikan anak. sebab sekolah virtual serta pendampingan belajar yang memang tidak semua orang tua dapat melakukannya. berdasarkan realitas ini, TK ABA 17 Kota Malang, tadi pagi (5/12/2020) menggelar parenting mencari solusi tematik Orang Tua Hebat Bersama Anak lewati Pandemi di masjid Al Amin, Bareng, Kota Malang. “Alhamdulillah kami dapat mengadakan parenting ini yang sebelumnya merupakan program rutin kami. Parenting ini kali pertama diadakan setelah pandemi. semoga ilmunya dapat bermanfaat dan memotivasi orang tua untuk mendidik anaknya,” ujar Kasek ABA 17 Latifa, S.Pd.
Menurut Latifa, parenting tersebut menghadirkan nara sumber Majelis Dikdasmen Pimpinan Cabang Aisyiyah (PCA) Klojen, Uzlifah, SS. Secara umum Uslifah menghadirkan beberapa fakta tentang peran orang tua di masa pandemi yang sulit mendidik anaknya. Hal ini dapat dipahami karena orang tua selama ini tidak pernah mendampingi anaknya untuk belajar yang sepenuhnya diserahkan kepada guru sekolah. Nah, masa pandemi yang memaksa pembelajaran di rumah secara langsung mempengaruhi keluarga tersebut.

Berikutnya, lanjut Latifa, minimnya bimbingan belajar ini membuat siswa mengalami penurunan semangat belajar, bosan belajar karena metode pembelajaran monoton, tugas pembelajaran menjadikan anak bosan karena tidak ada kreatifitas dalam belajar dan tugas. Selain itu gerak lembaga pendidikan (sekolah) sangat terbatas sehingga semua peran pendidikan ini dipegang penuh oleh orang tua.
Untuk mengatasi itu semua, kata Latifa menirukan materi nara sumber, solusinya adalah HEBAT. Apa itu HEBAT? Latifa mengatakan HEBAT adalah singkatan dari Help Easy going, Be resourceful, Active komunikasi, dan Thoughtful. Jika makna dari kata HEBAT tadi diterjemahkan secara universal maka orang tua dalam kondisi pandemi ini harus selalu mudah menawarkan bantuan kepada anaknya, dengan menambah ilmu pengetahuan melalui komunikasi aktif agar anak mendapatkan perhatian yang solutif. (foto: latifa/editor: doni osmon)