25 Tahun Mengabdi, PC Aisyiyah Kasembon Butuh Donasi Menyelamatkan ABA Wilayahnya
KASEMBON-Jika kita warga persyarikatan berada di daerah Kota Malang atau ibu kota kecamatan wilayah Kabupaten Malang, tentu tidak akan pernah merasakan perjuangan seperti warga persyarikatan di wilayah pelosok kecamatan perbatasan, seperti yang dialami warga persyarikatan PC Aisyiyah Kasembon, Kabupaten Malang. “Alhamdulillah, segala puji syukur hanya pada Allah, sudah memberikan kemudahan kepada dakwah kami sejak 1995. Namun kami harus meningkatkan intensitas dakwah ini, agar lebih luas dan syiar persyarikatan menyentuh masyarakat banyak. Hanya saja, kami menemui sedikit kendala finansial,” ujar Ketua PC Aisyiyah Kasembon, Belgis Awad Thalip, kemarin.
Susahnya perjuangan Aisyiyah di Kasembon, kata Belqis –begitu Belgis Awad Thalip disapa memang cukup menantang. Sebab medan yang dialui sangat jauh serta terjal sesuai kontur alam. Jalan yang masih belum aspal, naik turun bukit terjal, serta banyak resiko keselamatan yang sulit diungkapkan dalam tulisan.

Beratnya medan dakwah itu, kata Balqis terjadi pada empat desa. Yaitu Desa Sukosari, Desa Bayem, Desa Kasembon dan Desa Wonoagung. Di empat lokasi ini, PC Aisyiyah mengirimkan para guru ngaji, guru sekolah dengan honor sangat minim dari ukuran sejahtera.
Perjuangan inilah, lanjut Belqis, yang diapresiasi oleh salah satu muballigh senior asal PDM Kabupaten Kediri, ustadz Pairin. Maklum jarak antara Kasembon dengan Kabupaten Malang lebih dekat dengan Kabupaten Kediri.
Menurut Belqis menirukan materi kajian ustadz Pairin tentang sholat. Sholat bagi manusia merupakan media berkomunikasi dengan Allah, sehingga sholat lebih dari sekedar kewajiban melainkan kebutuhan. Sebab dengan shalat mendatangan jalan keluar dan pertolongan.

“Seperti yang dilakukan perjuangan pengurus cabang Aisyiyah dalam mempertahankan eksistensi aisyiyah di Kasembon perlu di apresiasi dan didukung baik secara lahir maupun batin,” kata Belqis menirukan motivasi ustadz Pairin.
Apresiasi ini, diungkapkan Belqis, bahwa dakwah Islam berkemajuan yang dilakukan kader Aisyiyah Kasembon ini sangat loyal dan militan. Di tengah keterbatasan dan minim fasilitas tetap istiqomah melaksanakan syiar keislaman dipusatkan di Masjid Darussalam, Kasembon, yang satu kompleks dengan KB/TK ABA 22 Kasembon.
Untuk menopang keberlangsungan dakwah ini, kata Belqis, PC Aisyiyah Kasembon, ingin mengetuk hati nurani para warga persyarikatan dimanapun berada yang membaca tabloidmatahati.com, ikut dalam lingkaran para malaikat dengan memberikan donasi infak/sedekah untuk menggaji para guru ngaji, guru TK ABA/KB 22 yang selama ini ditopang dari keihlasan warga muhammadiyah-Aisyiyah yang peduli dengan keadaan ini.
Kenapa hal ini diperlukan? Belqis, mengatakan semua siswa yang bersekolah di amal usaha persyarikatan tidak sepeserpun dipungut biaya alias gratis, termasuk siswa KB/TK ABA 29 Kasembon. Honor guru ngaji, guru KB/TK ABA 22 Kasembon, diambilkan dari donasi infak-shadaqah pimpinan dan kader Muhammadiyah-Aisyiyah.
Mengacu pada hal ini, Belqis sekali lagi menegaskan jika ada donatur yang peduli bisa mengirimkan donasinya ke Norek. BCA 1406639500 a/n Muchammad Haidar. Hasil donasi ini untuk memberikan honor guru TK/KB Aisyiyah, guru ngaji, serta bantuan kepada siswa KB/TK ABA yang sebagain besar dari keluarga dhuafa. (foto:ida/editor: doni osmon)